STAR-NEWS.ID Travel – Tanah Lot Art & Food Festival #6 resmi dibuka oleh Wakil Bupati Tabanan I Made Dirga pada Jumat, 22 Agustus 2025. Pembukaan agenda taunan ini diawali dengan pemukulan Okokan dan pementasan Tari Okokan yang merupakan kesenian khas dari Kecamatan Kediri, Tabanan di plataran Wantilan DTW Tanah Lot
Tarian khas dengan bunyian ritmis dari bandul kayu itu ditampilkan oleh puluhan penari pria. Irama yang dihasilkan punya kekuatan magis untuk menangkal dan mengusir energi negatif.
Tanah Lot Art & Food Festival #6 ini menampilkan berbagai pertunjukan seni, tradisi dan mengangkat kembali kuliner asli Tabanan yang selama ini eksistensinya meredup.
Okokan kayu itu merupakan alat musik ritmis yang direka ulang dari bentuk kalung hewan ternak sapi atau kerbau. Di Kecamatan Kediri, Tabanan, Okokan menjadi bagian dari ritual untuk mengusir wabah.
Mewakili Bupati, Wakil Bupati Tabanan I Made Dirga mengungkapkan, ada 23 desa adat di Kecamatan Kediri yang terlibat dalam festival. Mereka mengangkat tradisi dan kesenian yang ada dan masih bertahan sampai sekarang.
“Pura Tanah Lot sangat populer sebagai destinasi wisata dunia dengan segala keunikannya,” kata Made Dirga.
Event tahunan itu dikatakan, menjadi daya tarik wisata untuk wisatawan mancanegara dan domestik. Dalam opening ceremony festival Tanah Lot, sejumlah turis asing juga antusias menunggu setiap penampilan yang disuguhkan.
Made Dirga menambahkan, Pura Tanah Lot merupakan destinasi ikonik dengan pura tua yang berdiri di atas batu karang. Dalam kondisi air laut pasang, pura dengan arsitektur khas Bali itu terlihat seperti mengapung di tepi samudera.
Namun, ketika air laut surut, pengunjung bisa mengakses tempat persembahyangan dengan berjalan kaki.
Pura Tanah Lot merupakan warisan dari Danghyang Dwijendra yang merupakan pendeta suci pada abad 16. Sebagai Pura Dang Kahyangan, tempat pemujaan itu diapit oleh sejumlah pura lain seperti Pura Batu Bolong dan Pura Batu Mejan.
Manager Operasional Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot I Wayan Sudiana menambahkan, sepanjang pelaksanaan festival, jumlah kunjungan ditargetkan mencapai 20-30 ribu.
“Bisa jadi lebih dari 30 ribu orang dalam festival ini. Tapi kalau menghitung kunjungan rata-rata harian berkisar 5-6 ribu orang, baik domestik maupun turis asing,” kata Wayan Sudiana.