STAR-NEWS.ID Ekonomi – Penyaluran KUR di Bali hingga September 2025 mencapai Rp8,03 triliun. BPD Bali juga telah menyalurkan KUR 61% di sektor produksi, sesuai dengan target.
“Penyaluran KUR kepada penerima perempuan juga mencapai 51,34%, menunjukkan diversifikasi pembiayaan dan dukungan penyaluran KUR yang inklusif,” kata Wakil Menteri Kementrian UMKM Helvi Moraza, Rapat Koordinasi Penyaluran KUR Tahun 2025 wilayah kerja Jawa II, Bali, dan Nusa Tenggara yang digelar di Denpasar, Kamis, 6 November 2025.
“Meskipun KUR telah berperan cukup besar, akan tetapi UMKM di Bali masih menghadapi berbagai tantangan,” ujarnya.
Helvi menjelaskan, beberapa tantangan ynag dihadapi antara lain, Aspek Kapasitas dan Perilaku (Behavioral Readiness), Aspek Kelembagaan dan Akses Pembiayaan (Institutional Accessibility), serta Aspek Ekosistem dan Struktur Ekonomi Daerah (Ecosystem Sustainability).
Tak hanya itu, sejumlah tantangan juga dihadapi oleh UMKM seperti, kualitas debitur, literasi keuangan, serta digitalisasi UMKM yang terbatas.
Untuk itu, kata Wamen Helvi, terdapat beberapa aturan untuk mencapai kesuksesan KUR yakni, penyusunan aturan pelaksanaan KUR, pemanfaatan KUR dalam membaca potensi Daerah, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, akselerasi kesiapan dan kapasitas UMKM, legalitas dan regulasi akses UMKM.
“Kolaborasi riset dan inovasi (salah satunya Bank Indonesia yang bekerja sama dengan BRIN), penegasan komitmen dan prosedur KUR, keberlanjutan evaluasi dan inventarisasi tantangan dan kendala penyaluran KUR, serta monitoring capaian KUR,” jelas Helvi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menyambut baik inisiasi akseleratif Kementerian UMKM dalam mendorong realisasi capaian KUR Nasional melalui Rakor di Bali.
Bali merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat yaitu 5,88% (yoy) pada triwulan III 2025, lebih tinggi dari Nasional (5,04%; yoy).
“Driver utama pertumbuhan Bali adalah sektor pariwisata, dengan akmamin, perdagangan, dan transportasi, yang tetap tumbuh kuat,” kata Erwin.
Erwin menambahkan, UMKM adalah penopang perekonomian Bali. Lebih dari 97% unit usaha di Bali merupakan UMKM, dan mayoritas adalah usaha mikro. Pembiayaan mikro di Bali juga menunjukkan perkembangan yang positif. Dominasi kredit mikro cukup besar yaitu 40,93% dari total kredit UMKM, dan 17,45% dari total kredit.
Untuk menghadapai tantangan UMKM Bank Indonesia melakukan breakthrough yaitu sinergi menumbuhkan usaha mikro yang mampu tumbuh sehat, terjaganya ruang usaha bagi pelaku mikro, dan penciptaan kewirausahaan yang semakin kuat.
Langkah itu dilandasi dengan pendekatan integrated yang merekatkan regulator, otoritas, industri, asosiasi dan pelaku melalui 3C yakni, Commitment, Collaboration, dan Communication.
“Bank Indonesia Bali berkomitmen untuk terus memperkuat peran UMKM sebagai driver utama ekonomi daerah melalui melalui pendampingan, fasilitasi pembiayaan, penguatan digitalisasi melalui QRIS, business matching, dan perluasan pasar hingga menembus pasar global,” ujar Erwin.
Erwin berharap sinergi yang erat memperkuat UMKM sebagai agent of transformation menuju ekonomi Bali bahkan Indonesia yang hijau, inklusif, dan berdaya saing global.






