STAR-NEWS.ID Trending – Kematian mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Timothy Anugerah Saputra (TAS/22) masih menjadi teka-teki.
Untuk itu, Ketua Unit Komunikasi Publik Universitas Udayana Ni Nyoman Dewi Pascarani mengatakan, korban meninggal bukan karena dampak dari perundungan seperti informasi yang beredar.
“Kami baru saja mendapatkan informasi dari kanal berita nasional, bahwa Kapolsek Denpasar Barat telah memastikan mahasiswa Unud yang jatuh dari Gedung Fisip bukan karena bullying,” kata Dewi Pascarani di Kampus UNUD Sudirman, Denpasar, Senin, 20 Oktober 2025.
Meski, pihaknya juga mengakui belum mendapatkan informasi secara langsung dari pihak Kepolisian Sektor Denpasar Barat. Namun, dirinya berharap hal itu dapat meluruskan asumsi yang selama ini berkembang di publik.
Mahasiswa TAS dinyatakan meninggal dunia melompat dari lantai 4 gedung Fisip Kampus Udayana pada Rabu, 15 Oktober 2025. TAS sempat mendapatkan perawatan medis selama empat jam namun akhirnya nyawanya tak tertolong.
Namun, setelah kematian mahasiswa semester 7 itu, sejumlah ungkapan bernada nirempati tersebar melalui tangkapan layar Whatsapp.
Menurut Dewi Pascarani, sejak 17 Oktober 2025, pihak kampus Universitas Udayana menugaskan Satgas PPKPT untuk melakukan pendalaman. Beberapa mahasiswa pelaku ucapan tanpa empati dipanggil dan diperiksa.
“Kami juga membentuk tim pencari fakta yang terdiri dari ahli hukum dan psikolog untuk menelaah data dan fakta dari psikososial almarhum,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Kapolsek Denpasar Barat Kompol Laksmi Trisnadewi W. mengatakan, telah memberikan jawaban kepada ayah korban terkait informasi yang beredar di publik.
“Saya jelaskan korban jatuh dari lantai 4, dan pertanyaan lain dari ayah korban, Apakah benar tidak ada CCTV? CCTV di lobi merekam saat korban masuk ke gedung. Kemudian, di CCTV yang sama juga merekam saat korban terjatuh,” kata Laksmi.
Sedangkan, CCTV di lantai 4, tempat terakhir korban berada, kata Laksmi dalam kondisi rusak. Pihak kepolisian melakukan koordinasi dengan pihak kampus dan mendapatkan jawaban CCTV di lantai 4 sudah rusak sejak 2023.
Soal kasus perundungan yang diduga menimpa korban sebelumnya, Laksmi mengatakan, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman.
Dari saksi-saksi yang sudah diminta keterangan mengaku selama ini tidak ada perundungan terhadap korban. Penyelidikan kepolisian diarahkan untuk membuka ponsel korban. Namun, dari orangtua korban menolak.
“Tapi kami tidak diperkenankan melihat dan membuka HP korban, mungkin saja di sana akan ditemukan informasi. Tapi dari pihak ibu tidak mengizinkan karena sudah menerima sebagai musibah dan tidak mau memperpanjang ke jalur hukum,” kata Laksmi.