STAR-NEWS.ID Education – SMP Dwijendra Denpasar mengembangkan Kurikulum Merdeka untuk pendidikan seni budaya, kriya atau lukis dan prakarya. Sebagai salah satu Sekolah Penggerak, siswa diberikan kebebasan untuk memilih sesuai dengan bakat dan minatnya.
Kepala SMP Dwijendra Denpasar Ketut Budayasa, ST. menjelaskan, pengembangan Kurikulum Merdeka itu saat ini telah berjalan di tahun kedua. Dari peminatan yang diberikan, bidang pendidikan seni rupa menjaring banyak siswa.
“Seni rupa kami menjaring 3 kelas, seni tari 2 kelas dan seni prakarya 2 kelas. Jadi untuk merdeka belajar ini tidak harus semua kata pelajaran unggul, tapi siswa yang berminat dengan bidang-bidang tertentu akan kita dampingi secara maksimal,” kata Budayasa, Senin, 13 November 2023.
Hasil dari proses pematangan itu akan diwadahi dengan berbagai kegiatan. Budayasa mengatakan, dalam event-event yang diadakan di sekolah, siswa akan dilibatkan untuk mengisi acara. Khususnya untuk, siswa yang memilih kelas tari. Selanjutnya, untuk siswa yang mendalami kelas lukis diwadahi dengan pameran hasil karya mereka.
Dengan kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa, kata Budayasa, mereka akan lebih maksimal mengembangkan minat sesuai bakat yang ada dalam dirinya.
“Jangan dipaksa dia unggul semuanya. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, mereka harus unggul semuanya,” kata Budayasa.
Di sisi lain, pengembangan pendidikan di SMP Dwijendra juga memberikan kesempatan siswa untuk belajar dari sumber-sumber di luar sekolah. Dalam hal ini, sekolah memfasilitasi kunjungan ke berbagai musium yang ada di Bali.
Seperti yang dilakukan siswa kelas VIII yang mengunjungi Istana Tampaksiring, Gianyar dan Musium Gunung Api Batur. Seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 204 orang ikut dalam kegiatan tersebut.
“Jadi para siswa ini kita ajak belajar di luar kelas, tidak semuanya harus dilakukan di luar kelas. Sehingga, mereka akan lebih paham dan mendapatkan wawasan yang luas dari apa yang ada di museum,” kata Budayasa.