STAR-NEWS.ID Nasional – World Water Forum (WWF) 2024 bakal dihadiri oleh 172 negara. Perkiraan kunjungan ke Bali mencapai 120 ribu orang terdiri dari delegasi dan keluarga serta media peliput.
Kementerian Komunikasi dan Informatika memperkirakan akan ada 2.000 wartawan dari dalam dan luar negeri yang akan meliput forum dunia yang membahas tentang air itu.
World Water Council sebagai lembaga dunia yang mengurusi soal air memilih Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara World Water Forum Ke-10 tahun 2024. Kegiatan akan berlangsung pada 18-24 Mei 2024 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali.
“WWF ke-10 nanti akan menjadi yang terbesar yang pernah ada. Kami telah mempersiapkan segala kebutuhan meski waktunya cukup singkat,” kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong di Bali, Rabu, 9 Agustus 2023.
Dalam Media Briefing yang digelar di BNDCC, Nusa Dua, Usman Kansong mengungkapkan, Kemenkominfo akan menyiapkan media center setara dengan penyelenggaraan event G20 tahun 2022 lalu.
“Kita siapkan media center yang representatif, ada laptop, jaringan internet dan fasilitas lainnya. Registrasi untuk WWF 2024 akan kita buka di awal 2024 melalui website,” jelas Usman Kansong.
“Kita perkirakan paling tidak 500 sampai 1.000 wartawan yang bisa meliput ini,” tambahnya.
Sebelum WWF, Indonesia juga menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 pada 11 Oktober 2023. KTT itu dihadiri oleh negara-negara pulau dan kepulauan di dunia.
“Forum Archipelagic and Island States ini sesuatu yang baru juga, dan baru dirintis. Jadi agak beda dengan forum-forum dunia lainnya, karena dihadiri hanya oleh negara pulau dan kepulauan,” kata Usman.
Dalam KTT AIS terkonfirmasi 13 kepala negara pulau dan kepulauan akan hadir. AIS pertama kali digelar pada tahun 2018. Forum itu menjadi wadah kerjasama antar negara pulau dan kepulauan. Anggota AIS sebanyak 51 negara.
KTT AIS yang juga diselenggarakan di Bali Nusa Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali mengupas empat isu utama yakni, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim yang baik.