STAR-NEWS.ID Nasional – Indeks Ketahanan Pangan Provinsi Bali masih menjadi terbaik tingkat nasional. Hal itu diungkapkan olah Sekda Dewa Indra saat menghadiri acara pembacaan Berita Resmi Statistik, Senin, 1 April 2024.
“Pangan itu bukan hanya beras, namun juga termasuk bahan pangan lainnya. Jika ada defisit beras bukan ketahanan pangan yang kurang tapi kita lihat faktor penentu, seperti musim, atau petani beralih menanam komoditas lainnya bukan padi,” kata Dewa Made Indra.
Ia menambahkan, melalui publikasi data dari pihak BPS, bisa dilihat dinamika perekonomian Bali dari bulan ke bulan.
“Pasti ada peningkatan, penurunan maupun angka yang tetap. Semua penting untuk referensi Pemerintah Daerah atau instansi lain dalam membuat kebijakan ataupun langkah berikutnya,” jelasnya.
Pemprov Bali berupaya menjaga keteraediaan pangan bagu masyarakat, mencakup menjaga luasan lahan sawah hingga terus berinovasi dengan teknologi baru di bidang pertanian. Salah satunya dengan pengenalan benih padi Nutri Zinc kepada petani.
Menurutnya, Nutri Zinc bisa menambah hasil panen padi, yang jika menggunakan benih padi biasa hasilnya sekitar 7,5 ton per hektar namun dengan Nutri Zinc bisa menjadi 10 hingga 11 ton per hektar.
“Tentu kita masih melakukan berbagai pendekatan kepada petani agar menggunakan benih tersebut,” ucapnya.
Terkait impor beras, ia mengatakan hal itu merupakan kebijakan nasional oleh Pemerintah Pusat yang bertujuan untuk menjaga ketersediaan pangan nasional.
“Saat ini harga beras sudah turun, kecuali harga beras premium, karena pemerintah sudah menetapkan harga eceran beras premium,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Bali Endang Retno Sri Subiyandani menyampaikan, dari Berita Resmi Statistik per 1 April 2024, inflasi di Bali terjadi kenaikan sebesar 3,67% inflasi dari Maret 2023 hingga Maret 2024.
“Komoditi makanan masih menjadi penyumbang terbesar inflasi,” jelas Endang Retno.
Sementara Nilai Tukar Petani Provinsi Bali mengalami penurunan 0,43%, namun berbanding dengan perkembangan Nilai Tukar Usaha Pertanian yang naik sebesar 0,68%.
Ekspor Barang Provinsi Bali mengalami penurunan sebesar 0,28% dari Maret 2023 hingga Maret 2024, dengan angka mencapai US$ 49,46 juta. Hal itu berbanding terbalik dengan kenaikan impor Barang Provinsi Bali yang mengalami kenaikan sebesar 138,37% dari Maret 2023 terhadap Maret 2024 dengan total nilai US$ 19,75 juta.
Untuk jumlah kunjungan wisman ke Bali mengalami kenaikan dari bulan Februari 2023 hingga Februari 2024 sebesar 40,58%.
“Hingga saat ini wisatawan Australia masih menjadi wisatawan mancanegara dengan jumlah kunjungan terbanyak,” jelasnya.