Ramaikan Festival Mi-Reng, 3 Komposer Perempuan Bali Perkaya Khazanah Musik Gamelan

STAR-NEWS.ID Music – Kemunculan 3 komposer perempuan Bali dalam Festival Mi-Reng membaharui penabuh gamelan yang umumnya didominasi kaum laki-laki.

Prof. Dr. I Wayan Dibia, yang hadir sebagai penanggap mengatakan, penabuh perempuan baru muncul setelah tahun 1985.

Menurut Widia, kehadiran komposer muda perempuan sebagai angin segar untuk pelestarian gamelan.

“Penabuh perempuan baru muncul setelah 1985 terutama lewat kelompok seperti Sekarjaya,” kata Wayan Dibia di Open Stage Gedung Unit 1 Kompas Group, Ketewel, Gianyar.

Tiga komposer perempuan Bali itu masing-masing, Ni Komang Wulandari, Ni Nyoman Srayamurtikanti dan Ni Made Ayu Dwi Sattvitri.

Mereka menghadirkan karya-karya segar yang memperkaya khazanah musik gamelan tradisional.

Ni Komang Wulandari membuka pementasan dengan Lila, sebuah karya yang terinspirasi dari makna permainan dan kebahagiaan

“Karya ini menjadi bukti bahwa tradisi bisa dihidupkan kembali dengan pendekatan yang menyenangkan,” kata Wulandari.

Ni Nyoman Srayamurtikanti menghadirkan Kesehgong, sebuah eksperimen yang memadukan gamelan solo dengan gerak tubuh.

Sedangkan, Ni Made Ayu Dwi Sattvitri menutup rangkaian dengan Salulung, sebuah karya yang lahir dari mimpinya setelah mendengar gamelan salunding di sebuah hajatan pernikahan.

“Saya penasaran, bagaimana jika gending rejang ucak dimainkan dengan gender,” kata Sattvitri.

Festival Mi-Reng bukan hanya tapi menunjukkan tradisi itu hidup dan tumbuh dengan dinamis. (Release)

Follow and share Google News