Ribuan Warga Serangan Lakukan Ritual Memintar Bawa Benda Sakral Kelilingi Desa

STAR-NEWS.ID Culture – Warga desa Serangan, Denpasar, Bali mengelar upacara adat Memintar pada Jumat, 19 Desember 2025. Tradisi yang diikuti sekitar 2000 orang dari berbagai banjar di Desa Serangan ini bertujuan untuk menghilangkan wabah penyakit.

Kepala Komunikasi PT BTID Zefri Alfaruqy menjelaskan, upacara adat Memintar yang digelar oleh masyarakat desa Serangan dan PT BTID ini merupakan tradisi turun temurun sejak 1966. Ritual memintar dilakukan setiap tahun pada tilem keenam.

“Memintar ini diawali dengan adanya wabah yang terjadi di Desa Serangan. Makanya dilakukan Memintar untuk Upacara penolak bala,” jelas Zefri.

Selain sebagai penolak bala Memintar yang dilakukan setiap tahun juga bertujuan untuk menjaga keamanan tetap kondusif. Memintar dilakukan dengan mengelilingi beberapa pura di kawasan BTID Serangan.

“Kenapa Memintarnya sampai ke BTID? karena kebetulan di dalam kawasan BTID ada 8 pura. Jadi kita akan mengelilingi pura tersebut dan diakhiri di pintu keluar kawasan KEK Kura Kura Bali,” ujarnya.

Zefri menambahkan, BTID juga terus menjalin kerjasama dengan Warga Desa Serangan untuk terus melestarikan tradisi sakral tahunan ini.

“Memintar ini merupakam kegiatan spiritual dan kegiatan budaya yang secara insklusif juga bisa dinilmati oleh karyawan dan keluarga dari Kura Kura Bali, supaya lebih mengenal lagi upacara keagamaan di Bali dan juga melestarikan budaya Bali yang tidak hanya dinikmati warga Bali tapi juga bisa dinikmati oleh para pendatang,” kata Zefri.

Dikatakan Zefri, selain warga lokal, Upacara Memintar juga diikuti oleh para karyawan BTID termasuk beberapa Warga Negara Asing.

Perarakan menyinggahi delapan pura itu sejauh 4,7 km. Pura sakral yang berada di kawasan KEK Kura Kura di antaranya, Pura Patpayung, Pura Tamansari, Pura Tirta Arum, Pura Puncakin Tingkih dan Pura Tanjungsari.

Sebelum upacara Memintar, warga Serangan telah melakukan vibrasi Mecaru selama sebulan untuk proses mencari tilem ke enam.

Setelah melaksanakan Mecaru, pada tilem ke enam dilakukan upacara memintar yang dimulai dengan ritual dari Pura Dalem Khayangan Serangan, lalu memutari Pulau Serangan menggelar ritual dengan mengeluarkan Pretima yang ada di Pura.

Warga Banjar Dukuh, Desa Adat Serangan Sugiana menjelaskan, prosesi upacara Meminta diawali dari mengeluarkan benda-benda sakral dari Pura Kahyangan dan dibawa ke Pantai Melasti untuk disucikan.

“Di Pantai Melasti itu warga berdoa kepada Ida Bethara Dalem Segara, selanjutnya dibawa mengelilingi Pulau Serangan,” kata Sugiana.

Setelah disucikan, nenda-benda yang disakralkan itu diarak mengelilingi kawasan Pulau Serangan dan melewati semua Pura di dalam KEK Kura-Kura dan kembali melanjutkan ritual di Pura Dalem Khayangan.

“Setelah arak-arakan, para krama masing-masing Banjar diminta untuk mekemi,” kata Sugiana. Mereka berjaga semalam suntuk di pura pura tersebut,” jelasnya.

Sebagai penutup ritual, warga menggelar upacara nyejer yakni, upacara untuk mengembalikan benda sakral di tempat semestinya.

Follow and share Google News