STAR-NEWS.ID Seni – Lima perupa perempuan dari berbagai kota di Indonesia menggelar pameran bertajuk Denyar Renjana di Santrian Art Gallery Sanur, Jumat, 7 Maret 2025.
Erica Hestu Wahyuni, Mola, Ni Nyoman Sani, Theresia Agustina Sitompul, Yasumi Ishii menampilkan 20 karya lukis dengan menunjukan kecenderungan yang berbeda satu sama lainnya.
Akan tetapi dalam segala perbedaan tersebut, terselip satu kesamaan yakni, gairah dan kecintaaan dalam menghayati pengalaman yang menjadikan ada dalam setiap karya.
Pelukis asal Jogyakarta, Erica Hestu Wahyuni yang menampilkan 5 karya seni lukisnya mengusung konsep atau gaya style lukisan anak-anak, lantaran dirinya merasa tidak yakin akan bisa menjadi dewasa.
Selain itu, Erica memilih konsep style lukisan anak-anak karena ia merasa senang dan menguasai tekniknya.
“Tentang filosofi lukisan anak-anak yang saya kembangkan sampai sekarang masih tetap style lukisan anak-anak. Tapi saya merasa itu ga menjadi pakem harus berubah atau engga. Itu mengalir aja, jadi tidak menghapus tapi justru menambahkan teknik lain,” jelas Erica dalam pembukaan pameran lukisan Denyar Renjana di Santrian Art Gallery Sanur pada, Jumat, 7 Maret 2025 malam.
Travelling sebagai salah satu kegemaran Erica yang digunakan sebagai ajang untuk menghayati sebuah suasana atau wilayah. Salah satu karya Erica berjudul Beautiful Part Of Indonesia merupakan lukisan akrilik yang dituangkan dalam kanvas, menggambarkan keindahan Indonesia yang dilukis dengan gaya anak-anak.
Sementara itu, Mola perupa perempuan asal Cimahi, Jawa Barat memiliki kecenderungan karya-karya ekspresif dan figurative serta simbolik yang sarat dengan metafora.
Mola yang mengakui kebiasaan melukisnya dengan emosi dan goresan-goresan yang keras akan tetapi dalam pameran Denyar Renjana kali ini, ia menampilkan karya-karya yang berbeda dengan menghadirkan karya lukis Water Colour Abstract dengan ketenangan dan spritual yang kuat.
“Aku sekarang ingin menghadirkan water colour abstract, yang jadi bagian dari feeling aku, bagian dari perenungan tentang aku dengan kehidupan, alam, teman-teman,” jelas Mola.
Mola yang juga pemilik Mola Art Galery di Cimahi ini menampilkan 10 karya lukisan Water Colour Abstract.
Sementara, Yasumi pelukis perempuan asal Jogjakarta memilih karakter dua mahluk hidup yakni, kucing dan naga.
Pada seri Tujuh Naga, Yasumi menghadirkan berbagai jenis warna naga yang memiliki simbol yang berbeda satu sama lainnya. Setiap naga divisualisasikan sedang terbang di antara elemen-elemen pendukung yang menjadi simbol dan tugas masing-masing naga.
“Melukis naga dengan kanfas itu berawal dari mimpi saya dan setiap naga itu mempunyai warna yang berbeda dan mempunyai arti,” kata Yasumi Ishii.
Theresia Agustina Sitompul atau There menghadirkan seri karya-karya yang progresif dan ekperimentatif. Melalui karya-karya dengan tema domestic landscape ini, There juga melakukan dialog yang mempertanyakan tentang banyak hal yang kemudian telah menjadi konvensi dalam perkembangan seni rupa hari saat ini.
Adapun Ni Nyoman Sani perupa Bali, di pameran ini kembali bertemu dengan seri karya potretnya yang dilukis menggunakan berbagai media dan metode.