Dihadiri 25 Negara, Konferensi The Digital Universities Asia 2024 Tekankan Etika dan Sikap Belajar dalam Penggunaan AI

STAR-NEWS.ID Education – Sebagai negara terbesar ketiga di Asia dan keempat di dunia, pendidikan tinggi di Indonesia memiliki tantangan dimulai dari revolusi industri 4.0, revolusi industri 5.0 dan pandemi covid-19.

Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan digitalisasi pendidikan tinggi, diantaranya Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan Massive Online Open Courses (MOOCS).

“Kebijakan ini sudah dirasakan oleh 80 persen mayoritas mahasiswa di Indonesia,” kata Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) RI, Prof. Dr. rer nat Abdul Haris, di Nusa Dua Bali, Selasa, 2 Juni 2024.

Dirjen Diktiristek juga menyebutkan keberhasilan penerapan digitalisasi di pendidikan tinggi memerlukan keterlibatan manusia.

Hal ini dikarenakan cara berpikir teknologi yang mengabaikan humanisme, sehingga proses berpikir menjadi terabaikan. Dalam menerapkan digitalisasi di pendidikan tinggi, manusia harus menjadi innovator bukan sekedar pengguna.

“Etika dan sikap belajar positif dalam penggunaan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) sangat penting untuk meningkatkan interaksi dalam pendidikan. Hal ini sejalan dengan prinsip yang disampaikan oleh UNESCO, bahwa teknologi tidak boleh bertentangan dengan etika,” ujar Prof.
Haris.

Etika dalam penggunaan teknologi juga diterapkan untuk penelitian dan pengembangan AI di Indonesia.

Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya, Wijaya Kusumawardhana menyampaikan, dibutuhkan 9.000.000 talenta bidang digital untuk mendukung transformasi digital berkelanjutan yang sedang dilakukan oleh Kemenkominfo.

Program Kemenkominfo yang digalakkan untuk mencapai literasi digital dari tahap paling dasar hingga mahir di Indonesia, antara lain Gerakan Nasional Literasi Digital, Digitalent, dan Digital Leadership Academy.

“Program ini secara keseluruhan telah mencetak sebanyak lebih dari 23 juta talent selama 5 tahun terakhir,” ujar Wijaya.

Konferensi internasional The Higher Education Digital Universities 2024 yang bertema ‘Inclusive Education for The Digital Age’ menghadirkan lebih dari 400 peserta yang berasal dari berbagai institusi pendidikan, industri digital dari lebih 25 negara.

Matthew Ferguson, salah seorang peserta yang berasal dari Thailand mengaku tertarik dan senang melihat ide humanizing technology, bukan hanya perihal integrasi teknologi demi tujuan ekonomi, melainkan juga meningkatkan kapasitas manusia.

“Saya bahagia mendengar bahwa pembuat kebijakan memikirkan hal ini juga,” ucap Matthew.

Follow and share Google News