Klien Konseling Psikologis Meningkat, Bali Bersama Bisa Ungkap Tak Ada Faktor Tunggal Penyebab Gangguan Kejiwaan

STAR-NEWS.ID Health – Yayasan Bali Bersama Bisa (BBB) mencatat jumlah klien yang melakukan konseling psikologis terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.

Penasihat Yayasan Bali Bersama Bisa dr. I Gusti Rai Wiguna SpKJ menjelaskan, tidak ada faktor tinggal yang menyebabkan gangguan kejiwaan.

Akan tetapi gangguan mental bisa dialami oleh siapapun, mulai usia balita, remaja, dewasa hingga lansia. Gangguan kesehatan mental menurutnya bisa pulih dan tak menutup kemungkinan untuk kembali kambuh.

“Gangguan kesehatan mental ini tidak mengenal batasan usia, yang datang dan mendapatkan pelayanan dari kami lebih dominan usia dewasa, 21 tahun ke atas,” kata Rai Wiguna melalui saluran daring, Sabtu, 20 April 2024.

Menurut Rai Wiguna, faktor pemicu yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan mental sangat kompleks. Dalam fase tertentu, seseorang bisa berada dalam situasi yang membutuhkan dukungan.

Ia mencontohkan, ketika anak mulai bersekolah, atau berada dalam pergaulan baru seperti dari kuliah hingga menjalani kehidupan pernikahan, mereka perlu beradaptasi.

“Jika tidak ada kontrol diri sangat berisiko mengalami gangguan kesehatan mental, dan itu harus ada dukungan dari lingkungan sekitar,” jelasnya.

Sejak berdiri di tahun 2021, Yayasan Bali Bersama Bisa membuka ruang untuk masyarakat yang membutuhkan pendampingan terkait gangguan kesehatan mental.

Ketua Yayasan I Wayan Sunya Eka Antara atau akrab disapa Bimbim mengatakan, Bali Bersama Bisa merupakan komunitas dari penggabungan 10 lembaga swadaya masyarakat yang ada di Bali.

Yayasan Bali Bersama Bisa membuka akses layanan perawatan kesehatan mental lebih mudah dan aman untuk semua orang.

“Kami menyediakan tempat aman untuk bercerita terkait kesulitan yang dialami. Kalau di luar mereka sulit menemukan tempat aman, di sini kami akan mendengarkan keluhan tanpa memberikan stigma,” kata Bimbim.

Dalam program konseling psikologis Yayasan Bali Bersama Bisa memberikan penanganan untuk 4 klien di bulan Oktober dan November, 6 klien di bulan Desember 2023.

Di bulan Januari 2024 sebanyak 6 klien, Februari 25 klien, Maret 82 klien, dan April terdapat 200 klien dan masih terus berlanjut.

“Selain itu, kami memberikan penanganan rawat jalan selama 28 hari,” jelas Bimbim.

Direktur Clinical Yayasan Bali Bersama Bisa Hilman Gobel menambahkan, untuk perawatan selama 28 hari akan diberikan materi yang berbeda di tiap pekan.

“Kalau mereka sudah sepakat mengikuti program kita harus ada komitmen awal mereka harus datang, karena setiap minggu itu materi kita berbeda,” kata Hilman.

Program yang ditekankan kata Hilman tentang perubahan pola pikir dan perilaku.

“Otak kita secara linier bisa berubah dalam artian pola pikir yang sebelumnya itu bisa berubah dalam 21 hari, kita melakukan satu repetisi yang positif, makanya kita programnya adalah 28 hari,” jelasnya.

“Jadi untuk satu minggu terakhir itu mereka tinggal action dan maintain,” imbuhnya.

Untuk memantau klien, Yayasan Bali Bersama Bisa memiliki program after care untuk monotoring dan evaluation setelah mengikuti program 28 hari.

“Harapanya mereka tetap mengikuti conseling lanjutan setiap satu minggu dan bagi mereka yang mendapatkan bantuan treatment dari psikiater juga tetap kita monitor terkait dengab obatnya,” kata Hilman.

Follow and share Google News