5 Atraksi Wisata Cocok Buat Bule di Penglipuran Village Festival 2024

STAR-NEWS.ID Spot – Desa Wisata Panglipuran merupakan desa yang dikenal dengan kebersihanya. Desa ini dinobatkan menjadi desa terbersih se dunia. Untuk memberi rasa syukur kepada Ibu Pertiwi Desa Panglipuran menggelar Panglipuran Village Festival yang digelar setiap tahun.

Dalam Festival Panglipuran ke-XI tahun 2024 mengangkat budaya lokal. Tujuan diadakan festival selain sebagai rasa syukur juga untuk memberikan atraksi yang menarik sehingga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan.

Berikut empat atraksi budaya lokal yang menarik dan berhasil menyedot animo wisatawan pada Panglipuran Village Festival 2024

1. Tari Raksan Gumi.

Tari Raksan Gumi merupakan tarian yang menjadi maskot Desa Panglipuran. Tarian ini dibawakan oleh beberapa perempuan dari Desa Panglipuran. Tari Raksan Gumi mengisahkan tentang masyarakat Desa Panglipuran yang gigih mempetahankan tanah leluhurnya.

Tarian ini juga menggambarkan cara hidup masyarakat Panglipuran dari segi agama, adat dan budaya yang masih tetap mewarisi tradisi leluhur atau tradisi jaman dahulu yang ada di desa.

Budaya masyarakat agraris religius tercermin dalam ritual-ritual yang masih ajeg dilaksanakan hingga saat ini. Memohon restu sebelum bertani atau mungkah kepada penguasa pertiwi Ratu Sakti Kentel Gumi adalah salah satu ritual yang harus dilakukan setiap tahun, tepatnya pada sasih karo pada bulan kedua dalam perhitungan kalender Bali.

Penglipuran adalah masyarakat Bali Aga yang mematuhi bisama atau perintah Ida Rsi Markandya sebagai orang suci Bali Aga yang melarang pengikutnya untuk menjual tanah-tanahnya karena tanah adalah kekuatan dan penyokong dari keberlangsungan ritual-ritual di kahyangan Pura Penataran, Puseh, dan Dalem.

2. Joged Bungbung Kolosal.

Joged Bungbung Kolosal saat Festival Panglipuran – Foto: Star-News.id

Ratusan penari Joged Bungbung yang diiringi dengan gamelan Jegog Jembrana menari di tengah jalan Desa Panglipuran. Ratusan penari dengan baju khas tarian bungbung itu muncul dari rumah warga.

Joged Bungbung merupakan tarian tradisional dan pergaulan yang berasal dari Bali. Tarian ini sering dipentaskan dalam acara-acara seperti acara sosial, festival atau pernikahan.

Tarian Bungbung Kolosal yang dipentaskan dalam Panglipuran Village Festival 2024 tu pun berhasil menyedot animo ribuan wisatawan nusantara hingga bule-bule yang berkunjung.

3. Parade Tempo Dulu.

Parade ini diikuti oleh masyarakat dengan menyuguhkan budaya dan tradisi yang sarat dengan warisan nenek moyang. Parade Tempo Dulu yang bertema Ngaturang Upeti menceritakan keberdaan masyarakat Panglipuran yang berasal dari Desa Bayung Gede, Kintamani.

Parade Tempo Dulu di Festival Panglipuran – Foto: Star-News.id

Warga Bayung Gede diberikan tempat tinggal oleh Raja Bangli di wilayah atau wewidangan Kehen yang dulu bernama Kubu Bayung. Lama kelamaan warga masyarakat Bayung Gede membentuk kelompok yang disebut dengan Desa Adat dan membangun tempat Pura sesuai dengan tempat asalnya di Bayung Gede yang mengandung makna Eling atau pengeling pura yang disebut Penglipuran.

Penglipuran disamping mengandung makna ingat dengan tanah leluhur juga mengandung makna Pelipur lara dimana pada saat itu Raja mengalami permasalahan, maka Raja akan datang ke Kubu Bayung untuk menghibur diri sehingga permasalahan yang dihadapi dapat terselesaikan dan raja menjadi terhibur.

4. Parade Barong Ngelawang.

Sebagai pulau dengan mayoritas penduduk pemeluk agama Hindu, terdapat suatu tradisi yang disebut dengan tradisi Ngelawang. Ngelawang berasal dari kata lawang yang artinya pintu.

Parade Barong Ngelawang – Foto: Star-News.id

Ngelawang merupakan tradisi yang ditujukan untuk menolak bala atau petaka. Ritual Ngelawang dilakukan dengan berkeliling banjar atau desa sembari menarikan tarian barong. Konon Ngelawang muncul untuk mengembalikan ketenangan dan kedamaian di bumi karena adanya gonjang-ganjing dunia, musibah, dan bencana.

Tarian, iringan musik, dalang, dan sebagainya diharapkan dapat menjadi penghibur bagi manusia sehingga manusia kembali tenang dan damai.

5. Magibung.

Tradisi Magibung Warga Panglipuran – Foto: Istinewa

Magibung merupakan tradisi makan bersama seluruh warga di tengah jalan desa. Magibung akan digelar saat peputupan festival malam hari. Tujuan dari Magibung ini adalah untuk membangun rasa kebersamaan . Karena Desa Panglipuran dahulunya dirintis atau dibangun dengan nilai kebersamaan.

Magibung akan melibatkan perwakilan 15 desa yang dahulunya ikut membangun Desa Panglipuran. Selain melibatkan masyarakat Magibung juga mengajak wisatawan yang berkunjung untuk bergabung

Magibung bertujuan untuk mempererat hubungan antar masyarakat dan mengakhiri festival dengan nuansa kebersamaan.

Follow and share Google News