Rektor UPMI Dinobatkan Jadi Ketua APTISI Bali, Ini Program Kerjanya!

STAR-NEWS. ID Education – Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, S.H., M.Hum resmi diangkat menjadi Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) periode 2025-2030.

Prof. Made Suarta mengungkapkan, usai diangkat menjadi Ketua APTISI Bali pada 27 Oktober 2025 lalu,beberapa program kerja telah disiapkan.

“Yang berkaitan dengan APTISI, karena saya baru terpilih yang pertama, akan konsolidasi dengan pengurus kemudian juga datang ke PTS untuk silaturahmi sekaligus mohon dukungan berkaitan program kerja ke depan,” kata Prof. Made Suarta, di Denpasar, Jumat, 31 Oktober 2025.

Ia menambahkan, program kerja selama 5 tahun ke depan berbasis pada L2DIKTI dan program kerja dari Gubernur Bali yang disinergikan dengan Nangun Sat Kerthi Loka Bali

“Kita kan tahu, Nangun Sat Kerthi Loka Bali itu juga kita akan sinergikan sehingga bisa bersama-sama mewujudkan, membantu pemerintah dalam hal ini L2DIKTI dan Pemprov Bali,” jelasnya.

Seluruh program kerja yang dirancang menurutnya, tidak lepas dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi tupoksi tugas APTISI Bali yang bekerjasama dengan L2DIKTI dan PTS lain serta program Gubernur Bali, seperti penanganan masalah sampah berbasis sumber.

Menurutnya beberapa program Gubernur Bali akan dilimpahkan kepada perguruan tinggi saat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan bakti sosial.

“Itu kan sinergi kan. Program kerja Tri Dharma dari PTS jalan dalam bakti sosial dan KKN dan titipan program kerja dari Pak Gubernur Nangun Sat Kerthi Loka Bali, kemudian juga mensosialisasikan SKSS, Satu Keluarga Satu Sarjana dimana PTN dan PTS adalah Mitra kerja dari APTISI,” kata Made Suarta.

Tak hanya itu, APTISI Bali juga bersinergi dengan BRIDA yang berkaitan dengan dunia penelitian.

“Kita akan bekerjasama dan meminta dukungan di situ. Apa yang bisa dikerjakan berkaitan dengan riset yang berdampak pada masyarakat Bali khususnya,” ujarnya.

Ke depan APTISI Bali juga akan bekerja sama dengan LL2DIKTI dalam pemberian reward kepada PTS yang mampu meraih prestasi internal maupun eksternal. Hal Itu kata Made Suarta, akan menjadi bagian tak terpisahkan untuk meningkatkan kualitas PTS.

Meski saat ini, dirinya tidak menampik adanya fenomena penurunan mahasiswa yang belajar di Perguruan tinggi swasta. Kondisi itu terjadi secara nasional dan terkait dengan mekanisme pendaftaran calon mahasiswa baru yang mendahulukan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN BH).

“Bagi PTS, kita selalu menunggu proses pendaftaran PTN selesai, baru kita membuka penerimaan mahasiswa baru, karena itu yang didapat sisa-sisa saja. Kita akan pertanyakan ke pemerintah soal itu,” jelas Made Suarta.

Follow and share Google News