STAR-NEWS.ID Education – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITB STIKOM Bali menggelar Festival Teknologi (Fasttekno) 2025 mulai 5-7 Mei 2025. Festival ini diikuti oleh 605 peserta dari tingkat SD, SMP, SMA dan SMK se Bali.
Rektor ITB STIKOM Bali Dadang Hermawan mengatakan, Fasttekno 2025 yang merupakan event tahunan dari BEM ITB STIKOM Bali ini melombakan bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
“Festival ini sudah diadakan sejak STIKOM Bali berdiri. Dulu namanya olimpiade komputer, terus sekarang Fasttekno, dan ke depan nanti belum tau apa lagi. Tetapi intinya adalah memberikan ruang atau wadah bagi para generasi muda khusnya anak-anak sekolah,” kata Dadang Hermawan, di Kampus ITB STIKOM Bali, Denpasar, Senin, 5 Mei 2025.
Festival Teknologi ini kata Dadang juga bertujuan untuk meningkat kompetisi bagi para pelajar melalui berbagai perlombaan yang diikuti.
“Tujuanya adalah bagaimana anak-anak ini mengadakan banyak kegiatan supaya tidak tergoda oleh hal-hal yang negatif, oleh narkoba, sek bebas dan sebagainya sehingga anak-anak itu betul-betul melakukan kegiatan yang positif untuk menyongsong masa depannya,” ujarnya.
Kegiatan yang diinisiasi oleh BEM ITB STIKOM Bali itu mempertandingkan sejumlah kategori mulai dari Cerdas Cermat hingga pembuatan short movie dan games seperti Mobile Legend, Free Fire serta Taken. Festival teknologi itu berlangsung 5-7 Mei di Kampus ITB STIKOM Bali.
“Tahun ini peserta ternyata bukan dari Bali saja tapi juga ada yang datang dari Bandung, saya yakin mereka telah mempersiapkan diri dengan baik,” kata Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti Prof. Dr. I Made Bandem, saat pembukaan Fasttekno 2025.
Bandem menyebut, jauh sebelum teknologi digital berkembang seperti sekarang, berkembang teknologi perangkat keras yang diciptakan oleh para pendahulu dan sekarang dikenal dengan warisan kebudayaan.
Ia mengatakan, di Bali ada arsitektur bangunan Bali dengan teknologi yang dikembangkan oleh pada Undagi. Arsitektur itu saat ini berkembang dan dikuatkan dengan adanya teknologi perangkat lunak.
“Semua bisa digambarkan terlebih dahulu melalui software, dan hasilnya luar biasa, kerja para Undagi di era digital ini sangat terbantu dengan teknologi yang ada,” kata Made Bandem.