STAR-NEWS.ID Politik – Air merupakan sumber kehidupan yang harus dijaga. Persoalan krisis air bersih di beberapa daerah di Indonesia menjadi perhatian pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan.
Di Bali, salah satu persoalan air bersih yang ada di wilayah Kuta Selatan jadi persoalan krusial. I Nyoman Giri Prasta mengatakan, salah satu persoalan yang pelik adalah terkait perkembangan wilayah Pecatu yang begitu pesat, sehingga diperlukan ketersediaan air yang cukup besar.
“Permasalahan air bersih di Kuta Selatan sebetulnya bukanlah persoalan yang sederhana, namun sesuatu hal yang sangat pelik dan kompleks,” kata Giri Prasta, Minggu, 29 September 2024.
Ia menjelaskan, kondisi reservoir wellsite dan Ungasan serta semua pompa booster belum beroperasional maksimal. Hal itu disebabkan kurangnya suplai dari instalasi penguat pompa (IPP). Sehingga, level air di < i>reservoir wellsite dan Ungasan selalu rendah. Jaringan pipa dengan diameter pipa tidak ideal juga jadi persoalan tersendiri.
“Seperti, jalur Pura Kulat dengan pipa 4 dim dengan jalur yang panjang dan berbukit. Kemudian jalur dari Pecatu menuju Pura Uluwatu dengan pipa 3 dim, itu tidak ideal,” kata Giri Prasta.
Topografi perbukitan juga menyulitkan distribusi air bersih di wilayah pariwisata yang berkembang itu. Ia mengatakan, dibutuhkan pompa dengen tekanan tinggi untuk mencapai areal ketinggian .
Menurutnya, tingkat kemiringan tanah di Pecatu tak sebanding dengan jauhnya jarak produksi air. Distribusi air bersih harus melakukan lima tahap pemompaan dan itu rentan terjadi gangguan sistem.
“Kemampuan pipa dan pompa eksisting sudah maksimal,” kata Giri Prasta.
Bendungan Sidan
Menurut Bupati Badung dua periode yang kini maju Pilgub Bali itu, bendungan Sidan jadi kunci mengentaskan persoalan air bersih di wilayah Kuta Selatan.
Begitu diresmikan, bendungan Sidan segera memberikan suplai air yang cukup. Dia mengatakan, jaringan distribusi air telah siap bahkan debutnya telah ditambah. Mulai dari 750 liter per detik menjadi 1.000 liter per detik.
Kuta Selatan dulunya mendapat pasokan air bersih dari estuari dam dengan kapasitas 750 liter per detik. Selanjutnya, ada penambahan lagi 250 liter per detik.
“Jadi 1.000 liter per detik. Ini lagi proses, astungkara dalam dua bulan ini sudah ada lagi tambahan minimal 250 liter per detik, karena target kami 500 liter per detik. Dengan adanya Bendungan Sidan saya kira tercukupi semuanya,” jelasnya.
Ia memastikan permasalah air bersih di wilayah Kuta Selatan bakal tuntas di tahun 2025.
“Ini yang paling penting, ketika kita berbicara masalah air, namun airnya tidak ada kan susah juga. Jadi saat ini kita sementara menyiapkan jaringan dan reservoir,” tambahnya. (*)