STAR-NEWS.ID Nasional – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mengadakan Rembug Pangan di Desa Budaya Kertalangu Denpasar, Bali, pada Jumat, 15 September 2023.
Forum yang dihadiri sekitar 700 peserta dari seluruh Indonesia, untuk membahas isu pangan dan memastikan upaya stabilitas pasokan, harga pangan serta pengendalian inflasi.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, Forum rembug pangan digelar untuk mengkoordinasikan upaya penanganan masalah pangan, termasuk Satgas Pangan dan Asosiasi, dalam menjaga stabilitas harga beras yang saat ini sedang melonjak.
Arief menegaskan bahwa saat ini, stok beras nasional masih aman dengan jumlah sekitar 1,5 juta ton. Namun, mengingat tingginya harga beras, ia meminta agar bantuan beras segera disalurkan kepada masyarakat.
“Tolong Bapak Ibu Kepala Dinas di seluruh daerah pastikan 640 ribu ton ini dalam 3 bulan ke depan harus sampai ke masyarakat. Hari ini 1.500 ton dikirim ke pedagang PIBC dan 3.000 ton ke Food Station BUMD Pangan DKI, Satgas Pangan akan bantu awasi untuk penjualannya,” tegas Arief Prasetyo Adi, di Bali, Jumat, 15 September 2023.
Meskipun inflasi meningkat karena harga beras yang tinggi, Arief mencatat bahwa pada bulan Agustus 2023, terjadi deflasi sekitar 0,34 persen.
‘Deflasi sebesar ini dapat dijaga hingga saat ini sekitar 3,2 persen, yang merupakan prestasi positif,” jelasnya.
Untuk mengatasi masalah itu, pemerintah berencana untuk mendistribusikan 640 ribu ton bantuan pangan senilai Rp8 triliun selama tiga bulan ke depan.
Salah satu faktor yang menyebabkan harga beras tinggi adalah harga gabah yang mencapai Rp7 ribu – Rp8 ribu.
Ketersediaan gabah yang terbatas selama setahun terakhir mengakibatkan kebijakan Bulog untuk melepaskan stok beras sebanyak 1,5 juta ton, dengan tambahan 400 ribu ton akan segera masuk ke pasar.
Sementara itu Ketua Umum Perkumpulan Penggiling Padi dan Pengusaha Beras (PERPADI) Sutarto Alimoeso membantah bahwa tingginya harga beras disebabkan oleh bencana El-Nino. Hal ini juga disampaikan saat diskusi Rembug Pangan.
Stabilisasi pangan terkait dengan ketersediaan pangan harus dipastikan ketersediaannya. Jika tidak tidak tersedia kata Sutarto akan menimbulkan gejolak harga.
“Urusan produksi ini harus kita selesaikan dengan kolaborasi dan sinergi antara petani dan pelaku industri perberasan, peternakan dan komoditas lainnya. Supaya petani tetap mendapatkan keuntungan dengan harga wajar dan harga terjangkau bagi masyarakat,” kata Sutarto
Disatu sisi, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali, I Wayan Sunada, menegaskan, harga beras tinggi di Bali bukan akibat bencana El-Nino, melainkan karena panen padi di berbagai daerah di Kabupaten Bali yang tidak bersamaan.
Asisten Gubernur Bank Indonesia Dwi Pranoto meyakini bahwa Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) menambahkan bahwa ada tiga tantangan yang dihadapi pemerintah dalam menjaga stabilitas ketahanan pangan, yakni masalah produksi jangka pendek, ketersediaan pasokan, dan peningkatan produksi.
“Tantangan ke depan yang dhadapi adalah untuk jangka pendek menghadapi yang namanya El Nino. Kedua, ketersediaan pasokan, ketiga, kita harus benahi struktural serta masalah efisiensi, produksi, hilirisasi, dan lainnya,” jelasnya
Untuk itu implementasi strategi 4K atau 4 kata kunci yakni, keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif sangat penting dalam mengendalikan inflasi.
“Yang harus kita lakukan, kita bersinergi dalam mengendalikan stabilitas pangan ini,” ujarnya.