STAR-NEWS ID Nasional – Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan komitmen bersama untuk mendukung pertumbuhan pariwisata melalui kebijakan terpadu, kolaborasi strategis, dan pemantauan ketat dalam menghadapi tantangan sampah, kemacetan, dan pergerakan wisatawan internasional.
Hal itu diungkapkan oleh Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno saat menghadiri Bali Beyond & Tavel Fair (BBTF) ke-11 tahun 2025 yang digelar di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua pada Kamis, 12 Juni 2025.
Gubernur Bali Wayan Koster mengungkapkan, Gerakan Bali Bersih Sampah, yang tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 dan resmi berlaku sejak 11 April 2025 bersama Menteri Lingkungan Hidup.
“Kami fokuskan pada pengelolaan sampah di sumbernya serta pembatasan plastik sekali pakai di bawah 1 liter. Semua elemen mulai dari pemerintah daerah dan desa adat hingga pelaku usaha pariwisata, sekolah, pasar, dan tempat ibadah diwajibkan mengikuti kebijakan ini, demi mewujudkan Bali bersih dari sampah dalam dua tahun ke depan,” jelas Koster saat menghadiri BBTF 2025 di BICC Nusa Dua Bali, Kamis, 12 Juni 2025.
Koster menjelaskan, dalam menanggulangi kemacetan, Pemprov Bali telah menerapkan skema lalu lintas baru, penyesuaian jam operasional kantor dan sekolah, serta pelarangan angkutan logistik siang hari.
Rencana pembangunan underpass di Denpasar dan Badung dibiayai oleh 10% PHR kabupaten/Kota terkaya yang ditargetkan selesai sebelum 2029.
“Armada Kendaraan Dewata pun kembali beroperasi secara gotong-royong antar-kabupaten, dan kami menjajaki moda transportasi berbasis rel untuk masa depan,” jelad Koster
Di sisi lain, lebih dari 400 wisatawan asing berkelakuan menyimpang telah dideportasi oleh tim terpadu kepolisian dan imigrasi, sebagai langkah tegas menjaga keamanan, kenyamanan, dan ketenangan Pariwisata Bali.
“Saya menyambut antusias pertumbuhan kunjungan internasional yang mencapai rata-rata 20.309 pengunjung per hari pada April 2025, serta kenaikan penerimaan pajak daerah Badung memimpin dengan Rp 5,9 triliun per Desember 2024, diikuti Denpasar Rp 1,4 triliun dan Gianyar Rp 1,3 triliun, menandakan dampak positif kebijakan pemulihan pariwisata dan investasi infrastruktur,” imbuhnya.
Ia melihat Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) sebagai jembatan penting antar-pelaku industri, pemerintah, dan buyer global untuk memperkuat citra destinasi dan membuka peluang investasi baru.
Melalui BBTF, Koster berharap memperluas kerja sama strategis dengan Provinsi DKI Jakarta memanfaatkan jaringan BUMD transportasi dan dana silpa serta menegosiasikan rute dan frekuensi penerbangan bersama maskapai internasional.
“Dengan sinergi seluruh lapisan pemerintahan, pelaku pariwisata, dan mitra udara global, kita akan mewujudkan lingkungan yang bersih, mobilitas lancar, dan kenyamanan akses masuk yang semakin baik sehingga Bali tetap menjadi destinasi unggulan dunia,” kata Koster.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno membeberkan kondisi Jakarta dan siap berkolaborasi dengan Provinsi Bali dengan memanfaatkan silpa APBD DKI sebesar hampir Rp 4,8 triliun dan dukungan tiga BUMD yakni, Bank DKI MRT.dan Transjakarta.
Dikatakan Rano Karno, hal itu untuk meningkatkan konektivitas dan arus kunjungan wisatawan.
“Mengingat 6 juta dari 9,5 juta wisatawan domestik ke Bali berasal dari Jakarta, kerja sama ini diharapkan mengembalikan keseimbangan kunjungan dan penerimaan pajak,” kata Rano Karno saat menghadiri BBTF 2025 di Bali.
Ia menyebut, sebagai bagian revitalisasi, 10 hotel di Jakarta diwajibkan menampilkan budaya Betawi, sementara pembentukan Jakarta Film Commission dan konsep ‘Jakarta Kota Cinema’ dirancang untuk menarik talenta dan investor perfilman.
“Kami juga memperluas kebijakan ASN wajib naik transportasi umum setiap Rabu, guna mendukung mobilitas berkelanjutan dan mengurangi kendaraan pribadi,” ujarnya.
Dalam kunjunganya ke gelaran Bali Beyond & Travel Fair di BICC Nusa Dua pemeran Dol pada Film Si Dol Anak Sekolahan itu meminta Pemerintah Provinsi Bali untuk membantu membangun pariwisata Jakarta.
“Untuk itu Pak Koster, saya ingin belajar. Berdasarkan data ini sudah 4 kali kita mengikuti kegiatan ini. Kita mengikuti ini tujuannya bukan selling. Orang tau, orang lebih mengenal Bali dari pada Indonesia,” kata Rano Karno.