Siap Liburan dan Merasakan Kehidupan Masyarakat Lokal? Desa Panglipuran Destinasi Tepat untuk Dikunjungi

STAR-NEWS.ID TravelBarong Macan, bakal hadir di Desa Wisata Panglipuran untuk menghibur wisatawan pada moment libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1446 H.

Desa Panglipuran yang merupakan salah satu desa terbersih di dunia ini terletak di Kabupaten Bangli, Bali.

“Pertunjukan Barong Macan merupakan kesenian tradisional yang sarat dengan budaya Bali yang memberikan suasana magis bagi para penonton,” Kepala Pengelola Desa Wisata Penglipuran Wayan Sumiarsa, Selasa, 25 Maret 2025.

Barong Macan menggambarkan keseimbangan antara kebaikan (Dharma) dan kejahatan (Adharma) serta mengajarkan pentingnya menjaga harmoni dengan alam.

Pertunjukan Barong Macan akan berlangsung di Hutan Bambu Desa Penglipuran pada 30 Maret hingga 6 April 2025 pukul 11.00 WITA.

“Kami ingin memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan yang datang ke Penglipuran, khususnya dalam suasana perayaan Idul Fitri. Berbagai atraksi budaya dan pengalaman khas telah kami siapkan agar wisatawan dapat merasakan kekayaan budaya Bali secara langsung,” ujarnya.

Tak hanya itu, wisatawan juga dapat menikmati pengalaman menginap di desa dengan paket eksklusif yang mencakup makan malam tradisional di jalan utama Desa Penglipuran.

“Suasana khas pedesaan yang asri dan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan akan memberikan ketenangan serta pengalaman autentik bagi para tamu,” kata Sumiasa.

Wisatawan juga dapat mengenakan busana adat Bali yang disewakan oleh masyarakat setempat dan merasakan kehidupan sehari-hari masyarakat Penglipuran yang masih memegang teguh nilai-nilai budaya dan tradisi leluhur.

“Hal ini tidak hanya menjadi daya tarik wisata tetapi juga mendukung keberlanjutan pariwisata serta meningkatkan perekonomian lokal,” jelasnya.

Hutan Bambu Panglipuran

Barong Macan yang ada di Hutan Bambu Panglipuran – Foto: Istimewa

Bagi pencinta alam yang ingin menghabiskan waktu liburanya juga bisa berkunjung ke Hutan Bambu Penglipuran yang membentang seluas 45 hektare.

Kawasan hijau ini menjadi daya tarik utama yang mencerminkan kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan budaya.

“Kami berharap wisatawan yang datang bisa lebih memahami filosofi hidup masyarakat Bali yang selalu mengutamakan keseimbangan dengan alam. Ini bukan sekadar tempat wisata, tetapi juga tempat untuk belajar dan merasakan keindahan alam yang sesungguhnya,” kata Wayan Sumiasa.

Follow and share Google News