Tokoh Dunia Global Ikuti Tri Hita Karana Universal Reflection Journey di Bali sebagai Resonansi Deklarasi Istiqlal

STAR-NEWS.ID Internasional – Para pemimpin global terkemuka, tokoh spiritual, dan seniman terkenal berkumpul di Bali untuk refleksi dan mencari solusi moderen dalam mengatasai tantangan global.

Tri Hita Karana Universal (THK U) Reflection Journey merupakan acara yang merefleksikan perjalanan universal guna menghidupkan harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas.

Gerakan yang terinspirasi dari filosofi Bali Tri Hita Karana ini berlangsung di Three Mountain, KEK Kura-Kura Bali, pada 14–15 Desember 2024.

Sejumlah tokoh dunia ambil bagian dalam acara ini, antara lain Pope (Paus) Francis, Imam Besar Istiqlal Nasaruddin Umar, dan berbagai tokoh nasional dan internasional lainnya.

“Acara ini dalam rangka meresonansikan visi dan semangat dari deklarasi Istiqlal yang ditandatangani beberapa bulan lalu oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal,” kata Presiden United In Diversity (UID) Fondation Tantowi Yahya, di Three Mountains, KEK Kura-Kura Bali, Sabtu, 13 Desember 2024.

Pertemuan ini berfungsi sebagai platform yang kuat untuk membahas dan menangani masalah kritis seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan perdamaian global.

“Konflik antar suku, konflik antar ras di dunia dan Indonesia sedang terjadi, jadi melalui dua tokoh besar itu, mereka bersama-sama berangkulan, untuk mewujudkan kedamaian dunia,” ujarnya.

Dengan menggabungkan kearifan kuno dengan inovasi modern, para peserta berharap dapat menginspirasi gerakan global menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil.

“Malam ini, kita semua menyaksikan kekuatan cahaya dari lilin kecil yang mampu menyatukan dunia,” ujarnya.

Dalam acara ini, para peserta diundang untuk bertransformasi dari pemikiran egosentris menjadi solusi ekosentris, membangun jaringan dengan para pemimpin dari berbagai sektor, dan memicu potensi spiritual, kolaboratif, dan intelektual.

“THK U adalah suara harapan dalam kegelapan, menginspirasi kita untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” kata Tantowi Yahya.

Direktur Jaringan Gusdurian Alissa Wahid menambahkan, sebagai jaringan lintas iman, Gusdurian berharap para pemuka agama bukan hanya melihat persoalan di tempat ibadah saja.

Alissa mengajak tokoh agama menggunakan pengaruhnya untuk mendorong perubahan. Dirinya juga mengajak para pemuka agama mendorong kebijakan pemerintah agar berpihak kepada rakyat.

“Kita ingin agar para pemuka agama kembali ke zaman Gus Dur dulu, Romo Mangun, Ibu Ida Gedong Bagus Oka, itu membawa agama bukan hanya urusan di rumah ibadah tapi untuk menangani persoalan di lapangan,” kata Alissa Wahid di Bali.

Wakil Ketua MPR RI Letari Moerdijat mengatakan dalam dua dekade perjalanan perubahan di dunia bukan hanya dari sisi bumi tetapi juga dari perilaku manusia.

“Forum hari ini sebuah refleksi yang mengingatkan kita untuk lebih mawas diri, perlunya menilik kepada diri kita masing-masing. Saya menyebutnya ini sebagai forum refleksi,” kata Lestari Moerdijat.

Menurutnya hal yang utama untuk menghadapi perubahan dunia adalah kembali ke diri sendiri dengan merefleksikan perlakuan terhadap bumi, cara memperlakuam antar sesama manusia dan bagaiman berhubungan dengan Yang Maha Kuasa.

Sementara, influencer Merry Riana mengatakan, refleksi dilakukan untuk menghubungkan apa yang telah terjadi dan sedang berlangsung pada saat ini.

“Dengan refleksi kita bisa mendengar suara hati kita, mendengar suara alam, mendengar suara Tuhan, dan dari situ kita bisa mengkoneksikan lebih lagi,” kata Merry Riana.

Keterlibatannya dalam pertemuan refleksi global Tri Hita Karana itu memberikan pandangan baru terkait banyak hal. Kehidupan menurutnya, punya kecenderungan egosentris.

Namun, saat ini dunia membutuhkan gerakan baru yang disebut ekosentris, menempatkan komunitas lebih sentral dari segalanya.

“Jadi bagaimana kita bisa berharmoni dengan bukan dengan diri kita sendiri tapi juga berharmoni dengan alam, dengan hidup ini, itu satu hal yang saya sangat seneng banget, dan semoga apa yang dilakukan di sini bisa diteruskan dan dibagikan,” kata Merry.

Kegiatan itu mendapatkan dukungan dari para tokoh dunia seperti, pemimpin umat Katholik dunia Paus Fransiskus, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, peraih penghargaan Hollywood Michelle Yeoh, Presiden Bank Dunia Ajay Banga.

Pendiri Bridgewater Ray Dalio, pemimpin spiritual Deepak Chopra, filantropis Susan Rockefeller, dan pemerintah Indonesia beserta para tokoh nasional.

Follow and share Google News