STAR-NEWS.ID Seni – Puluhan penggiat seni rupa, foto, grafis, film maupun penulis memamerkan karyanya dalam The Exibition Culmination (Calm In Nation) yang digelar di Santrian Art Gallery Sanur, Bali pada 10 Mei 2024 hingga 29 Juni 2024
Kurator pameran Dian Dewi Reich mengungkapkan, perhelatan seni yang bertajuk ‘Puncak’ memaknai ‘puncak’ sebagai titik harmoni dan kepositifan. Pameran ini merupakan ajang berkumpulnya seniman termasuk penulis untuk menyampaikan pesannya.
“Puncak perhelatan ini adalah menampilkan kelompok suara nasional dan internasional yang dinamis. Setiap suara berbagi pesan untuk komunitas kami,” kata Dian di Santrian Art Galery Sanur, Jumat, 10 Mei 2024.
The Culmination Exibition yang diikuti oleh seniman luar maupun dalam negeri ini memamerkan 11 karya sastra, dan 9 puisi, karya karya Eda Ocha dari Turki, Shio Senda dari Jepang, Mas Ruscitadewi, Made Adnyana Ole.
Sonia Piscayanti, Arya Ngurah Dimas, Wini Hartini, Agung Gede Putra, dan Darma Putra, serta prosa karya Nandini Khrisna dari India dan Brandon Spars dari Amerika Serikat.
“Penggiat seni rupa, foto, grafis dan film yang tergabung dalam kegiatan ini berupaya untuk membaca sastra sebagai salah satu bentuk kolaborasi, juga karya tulis yang berbahasa Inggris maupun Indonesia disalin dan digunakan di atas daun lontar dengan aksara Bali,” jelas Dian.
Berbagai pesan akan dikumpulkan melalui media seperti fotografi, puisi, lukisan, instalasi dan film.
Arsitek dan budayawan Popo Danes mengatakan, pameran Puncak ini merupakan permulaan dari salah satu pertunjukan penting dari sebuah gerakan yang positif.
“Kami berharap apa yang dihadirkan melalui pameran ini dapat menjadi inspirasi besar khususnya bagi para seniman muda dalam membantu mereka mencapai karya yang lebih besar dengan jati diri mereka yang sebenarnya,” kata Popo Danes.
Selain itu, pameran juga diharapkan bisa mengajak masyarakat di luar komunitas seniman untuk bersuara lebih lantang dalam memberikan pendapatnya tentang seni, sehingga dapat membantu menyebarkan ide seni kepada khalayak yang lebih luas.
“Agar kesenian tersebut dapat diapresiasi oleh masyarakat luas,” imbuhnya.