STAR-NEWS.ID Seni – Perupa dan Kurator I Made ‘Dollar’ Astawa menggelar pameran tunggal di dua lokasi secara bersamaan. Di Bali, pameran tunggal bertema Layer Dimension berlangsung di Santrian Art Gallery, Sanur, Denpasar pada 20 September hingga 31 Oktober.
Terinspirasi oleh energy dari ritual-ritual yang dilakukan oleh umat Hindu Bali, Dollar Astawa menuangkan imaginasinya menjadi guratan khas di atas kanvas.Pada pameran tunggalnya di Bali Dollar memamerkan 17 karya lukisan abstrak di atas kanvas yang dibuat pada tahun 2022, 2023 dan 2024.
“Orang-orang di Bali selalu menginspirasi saya. Dalam melakukan ritual, masyarakat Bali, dalam tradisi di Bali ada istilah metanding, menyusun sarana upakara dalam satu layer dan terus dilakukan hingga menyusun sarana upakara dengan banyak warna,” kata Made ‘Dolar’ Astawa, Jumat, 20 September 2024.
Ritual itu masuk ke dalam karya lukisan yang dibentuk dari berbagai macam garis, ornamen dan warna. Komposisi yang dibentuk menjadi sebuah ruang yang ramai, namun tak meninggalkan suasana khusuk layaknya ritus yang dilakukan oleh masyarakat Bali.
“Itulah yang saya tangkap dan menjadi metode dalam saya berkarya. Itulah saya mengambil energi yang saya tuangkan ke dalam kanvas,” ujarnya.
Dalam pameran tunggal itu, Dollar juga menyertakan dua karya yang dibuat dalam tiga panel kanvas. Salah satunya lukisan berjudul berjudul ‘Save Culture’.
Masing-masing panel berukuran kanvas 140cm x 70cm. Sedangkan total ukuran jika ketiganya disatukan menjadi 140cm x 210cm.
Selain itu juga ada lukisan berjudul Ritual Full Moon dengan ukuran kanvas 85cm × 75cm yang dibuat pada 2024.
Dalam pandangan perupa I Made Susanta Dwitanaya, Dollar Astawa bukan hanya khusuk melukis tapi juga praktisi tata kelola seni rupa Bali.
Sebagai pengelola galery, kata Susanta Dwitanaya, Dollar Astawa biasanya disibukkan dengan urusan mempersiapkan dan mengurus pameran yang dikerjakan seniman lain di Santrian Art Gallery.
“Saatnya, dia mempresentasikan karya-karyanya sendiri ke hadapan publik,” kata Susanta Dwitanaya.