STAR-NEWS.ID Education – Ibu Negara Iriana Joko Widodo menyapa pelajar di Bali dalam Sosialisasi #Moderatsejakdini di Nusa Dua Bali. Ratusan pelajar tingkat SMA berinteraksi langsung dengan Ibu Negara, Sabtu, 23 September 2023.
“>Ken Ken Kabare? (Apa kabar),” sapa Iriana membuka obrolan.
Dialog yang berlangsung selama sekitar 2 jam itu menyedot antusias peserta sosialisasi. Sejumlah pertanyaan dilontarkan oleh Iriana Jokowi dan Wuri Ma’ruf Amin yang ikut mendampingi.
Siswa yang berhasil menjawab mendapatkan hadiah sepeda dan gawai tablet portabel. Kampanye moderasi beragama ini menjadi yang kedua kali diadakan dan dihadiri Iriana Jokowi dan Wuri Ma’ruf Amin.
Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama Eny Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan, penguatan moderasi beragama perlu dibangun sejak dini.
“Ini yang kedua dan pertama diadakan di Yogya, 19 September kemarin, kami melaksanakan kampanye yang sama dengan kemasan bermain bersama Ibu Negara,” kata Eny di Nusa Dua, Bali, Sabtu, 23 September 2023.
Dalam kampanye ini, kata Eny, Kementerian Agama memfasilitasi nilai-nilai moderat kepada siswa melalui kegiatan yang menyenangkan. Diharapkan, para siswa memiliki toleransi, jauh dari kekerasan dan memiliki komitmen kebangsaan.
“Ini yang pertama kali dihadiri Ibu Negara. Sikap moderat ini sangat krusial, bahwa membentuk karakter anak harus dimulai sejak dini,” kata Eny yang juga anggota Bidang I Oase Kabinet Indonesia Maju (KIM).
Sementara, Alissa Wahid sebagai narasumber pada kampanye bertajuk ‘Cintai Tuhan Dengan Cintai Indonesia’ ini ibarat vaksin yang diberikan kepada anak.
“Jadi ketika nanti mendengarkan pesan-pesan beragama yang ekstrim secara otomatis sudah bisa menangkal,” kata Alissa.
Sementara, Ni Komang Septia Anandhita salah satu peserta dari SMAN 1 Kuta Selatan mengungkap rasa gembiranya bisa mengikuti kampanye kebangsaan itu. Sekaligus, ia mendapatkan sepeda karena permintaan Ibu Negara menarikan tarian Bali.
“Senang sekali. Kegiatan ini juga memberikan wawasan baru kepada kita sebagai pelajar dalam memandang perbedaan dan toleransi,” kata Komang Septia Anandhita.