STAR-NEWS.ID Perbankan – BPS Provinsi Bali merilis, tekanan harga gabungan dua kota di Provinsi Bali, Denpasar dan Singaraja pada November 2023 tercatat inflasi sebesar 0,414 (mtm).
Tekanan inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,18% (mtm). Inflasi nasional pada periode yang sama sebesar 0,38% (mtm).
Meskipun demikian, inflasi tersebut masih terkendali yang tercermin dari inflasi secara tahunan sebesar 2,77%.
Bank Indonesia mencatat inflasi di Bali yang terjadi pada November 2023 dipicu kenaikan harga cabai rawit, cabai merah, beras, emas perhiasan, dan jeruk.
Kenaikan harga komoditas hortikultura disebabkan oleh penurunan pasokan seiring berakhirnya musim panen raya.
“Kenaikan harga beras disebabkan oleh terbatasnya produksi padi pada panen raya periode Oktober-November 2023,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soerjadimadia, Minggu, 3 Desember 2023 lalu.
Pada bulan Desember 2023, BI mengingatkan risiko pemicu inflasi yang perlu diwaspadai antara lain, kenaikan harga gula pasir sejalan dengan kenaikan harga di pasar internasional.
Erwin menambahkan, berlanjutnya kenaikan harga komoditas hortikultura sejalan dengan berakhirnya musim panen. Selain itu, potensi kenaikan tarif angkutan udara juga memicu inflasi bulan Desember.
“Disebabkan oleh kenaikan permintaan periode liburan HBKN Natal dan tahun baru 2024, dan kenaikan harga canang sari peningkatan permintaan untuk upacara keagamaan,” jelasnya.
Di sisi lain, harga komoditas BBM terutama bensin diprakirakan melandai sejalan penurunan harga BBM non subsidi per 1 Desember 2023 rata-rata sebesar -3,41%.
Selain itu, penurunan harga CPO di pasar
global diprakirakan berdampak pada penurunan harga minyak goreng dan komoditas yang berbahan baku CPO.