STAR-NEWS.ID Profile – Memasuki usianya yang ke-80 tahun, Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti Prof. Dr. I Made Bandem, MA., tak pernah lelah untuk terus berkiprah dalam dunia seni dan budaya.
Sang Profesor yang menciptakan Tari Anoman Sendratari Ramayana pada tahun 1965 itu kembali membangkitkan jiwa seninya melalui Festival Kesenian Rakyat Nusantara dengan tema ‘Tribute to Prof. Bandem’ di DTW Tukad Bindu, Denpasar, pada 14-28 Juli 2024.
“Kita sudah membukanya 2 Minggu yang lalu dan hari ini adalah yang terakhir, jadi saya ingin terlibat juga supaya bisa menampilkan tari klasik Bali,” kata Prof Bandem yang dijuluki ‘Joe Papp of Bali’ oleh media terkemuka di Amerika Serikat The New York Times, di DTW Tukad Bindu, Denpasar, Minggu, 28 Juli 2024 malam.
Pada penutupan Festival Kesenian Rakyat Nusantara, Prof.Bandem membawakan Tari Topeng Arsawijaya yang ia ciptakan pada tahun 1960-an. Pertunjukan itu menggambarkan cerita dari sastra Babad atau sejarah silsilah kerajaan, pura, dan keluarga kerajaan.
Dalam hal ini, Arsawijaya mengacu pada watak raja yang halus dan bermartabat yang melambangkan sifat-sifat ideal raja-raja Nusantara dan Bali, murni dalam pemikiran, kebenaran dalam tindakan, serta anggun.
“Topeng yang saya gunakan itu hadiah dari Raja Bangli terakhir yang diberikan kepada ayah saya I Made Kredek. Jadi ini the royal mask,” kata Made Bandem.
Perjalanan berkesenian Prof. Bandem dimulai sejak umur 8 tahun dengan menarikan Tari Topeng, Tari Gambuh, Tari Arja, Tari Baris, Tari Kebyar Duduk, Tari Anoman Sendratari Ramayana yang ia ciptakan.
Ia mengungkapkan filosofi dalam hidup dan bekesenian menurut orang tuanya, jika ingin menjadi penari yang baik harus menjadi manusia yang baik terlebih dahulu.
“Itu filosofinya. Setelah saya renungkan, manusia yang baik itu adalah Tri Kaya Parisudha. Berfikir yang jernih, berbicara yang enak, menghormati orang dan berbuat baik, ” ucapnya.
Jika Tri Karya Parisudha itu dipadukan kata Prof. Bandem juga bisa tercermin dalam karya seni.
“Itu kuncinya. Penari baik menjadi orang yang baik dulu” kata Bandem.