MenLH Hanif Sebut Hotel dan Restaurant di Bali Hasilkan Sampah Hingga 25 Persen, Terbesar setelah Rumah Tangga

STAR-NEWS.ID Nasional – Kementerian Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup RI fokus mengatasi persoalan sampah di Bali yang sempat menjadi sorotan publik. Fenomena alam sampah kiriman yang mencemari laut Bali itu terjadi pada saat musim angin barat yang di sertai dengan hujan.

Sampah kiriman yang sebagian besar berupa botol-botol plastik kemasan air minum itu, sesuai dengan merek pada labelnya diprediksi datang dari Jawa.

Penanganan dan penyelesaian sampah di Bali yang dilakukan oleh pemerintah sejalan dengan Perpres Nomor 83 tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut yang menetapkan target untuk mengurangi sampah laut hingga 70%.

Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, Bali menjadi wilayah yang diutamakan dalam penanganan sampah, lantaran Pulau yang memiliki keindahan serta tradisi dan budaya yang todak dimiliki oleh wilayah lain ini merupakan destinasi utama dan wajah Indonesia yang menjadi percontohan untuk daerah lain.

Menteri Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan, selain sampah kiriman penyumbang sampah domestik terbesar di Pulau Dewata yang menjadi penyebab sampah di laut yakni sampah-sampah yang berasal dari hotel, restaurant dan kafe yang ada di Bali.

“Hotel, restaurant dan kafe di Bali juga sebagai sumber penyumbang sampah yang relatif besar setelah sampah rumah tangga. Sampah yang dihasilkan mencapai 25%,” jelas Hanif Faisol saat melakukan aksi bersih-bersih sampah di Pantai Kedonganan, Bali, Minggu, 19 Januari 2025.

Dikatakan Hanif, kepedulian pemilik atau pengelola tempat usaha seperti hotel, restaurant maupun kafe berkewajiban untuk menyelesaikan sampahnya sendiri.

“Semua pihak harus bertanggung jawab, pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, seluruh lapisan masyarakat termasuk hotel dan restaurant,” ucapnya.

Selain hotel, restaurant dan kafe, Menteri LH menyebut, dari 14 sungai yang ada di Pulau Seribu Pura tni terdapat 2 sungai yang menjadi penyumbang sumber sampah terbesar. Yakni Tukad Mati dan Tukad Badung.

“Meskipun kedua Tukad itu hanya sepanjang sekitar 27 km dan 22 km akan tetapi keduanya sebagai penyumbang sampah domestik untuk laut. Kita akan pasang jaring-jaring, dan tegak kan aturan tidak boleh limbah masuk di sungai,” tegasnya.

Sebagai bentuk dukungan konkret, pemerintah pusat menyerahkan bantuan berupa satu unit truk, motor pengangkut sampah, dan trash boom yang akan ditempatkan di 14 titik sungai di Bali.

Trash boom ini merupakan bantuan dari Uni Emirat Arab. Selain itu, pemerintah juga membentuk Tim Koordinasi Penanganan Sampah Laut di Provinsi Bali sesuai Keputusan Menteri Koordinator Pangan RI Nomor 3 Tahun 2025.

Kegiatan bersih- bersih sampah di Pantai Kedonganan diikuti oleh 8.600 peserta termasuk beberapa Menteri dan Wakil Menteri dalam Kabinet Merah Putih dan Duta Besar negara sahabat antara lain Denmark, Norwegia, dan Uni Emirate Arab dan Inggris serta jajaran Perangkat Daerah Provinsi Bali.

Follow and share Google News