Tradisi Ngajak Nandur di Jatiluwih, Wisatawan Turun ke Sawah Menanam Padi

STAR-NEWS.ID Nasional – Musim menanam padi di Desa Jatiluwih sarat dengan tradisi dan budaya leluhur yang dilestarikan secara turun temurun, antara lain tradisi Ngajak Nandur.

Hamparan sawah berundak di lereng Gunung Batu Karu ini melaksanakan tradisi Ngajak Nandur dengan melibatkan petani yang saling membantu menanam padi tanpa pamrih.

Sebagai pengganti upah, pemilik lahan menyajikan hidangan tradisional seperti nasi campur dan lawar. Para petani yang menanam padi sejak pagi hari pukul 06:00 wita dengan penuh keakraban.

Penanaman beras merah menjadi inti dari Ngajak Nandur. Beras merah menjadi simbol ketahanan pangan masyarakat Jatiluwih. Teknik penanaman ini diwariskan lintas generasi, mencerminkan kearifan lokal yang kaya nilai dan komitmen menjaga keberlanjutan pertanian.

Kepala Pengelola Desa Jatiluwih John Ketut Purna mengatakan, tradisi Ngajak Nandur bukan hanya tentang menanam padi, tetapi juga tentang menjaga persaudaraan dan menghormati alam.

“Ngajak Nandur adalah cermin kehidupan kami di Jatiluwih. Kegiatan ini mengajarkan bahwa kebersamaan membuat pekerjaan berat menjadi ringan dan penuh makna,” kata John Purna, Selasa, 7 Januari 2025.

Tradisi ini juga menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara yang sedang berkunjung ke Subak Jatiluwih yang telah di akui UNESCO menjadi warisan budaya dunia itu.

“Mereka tidak hanya menyaksikan, tetapi juga terlibat langsung dalam aktivitas bertani yang autentik,” ujarnya.

Tradisi Ngajak Nandur di Jatiluwih tidak hanya mempertahankan warisan budaya leluhur, tetapi juga menjaga keseimbangan lingkungan dan mendorong pariwisata berkelanjutan.

Tradisi itu menjadi simbol bahwa harmoni dapat terwujud ketika manusia hidup berdampingan dengan alam dan saling membantu secara tulus.

“Kami menjaga warisan budaya leluhur, sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan dan mendorong pariwisata berkelanjutan,” kata Jhon Purna.

Follow and share Google News