Hampir Punah, Sanggar Cudamani Bangkitkan Gending Pelegongan dalam Ajang Pesta Kesenian Bali Ke-46

STAR-NEWS.ID Seni – Gending Pelegongan yang hampir punah kembali dibangkitakan dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-46, yang digelar di Taman Budaya Denpasar. Gending yang diciptakan sekitar tahun 1970-an ini direkonstruksi ulang oleh Sanggar Cudamani bersama Dewa Putu Berata.

Karya tabuh ini berjudul Pelegongan Crucuk Punyah, karya almarhum I Wayan Gerinem asal Banjar Teges Kanginan. Pelegongan Crucuk Punyah, Gegenderan yang bernuansa tersendat-sendat dan bersahutan. Ide gending ini diambil dari gending Gender Wayang.

“Ceria ini menggambarkan kehidupan satwa burung yang lagi bercengkrama saling bersahutan dan saling mengungguli satu sama lainnya bagaikan sedang mabuk (punyah),” jelas Ketua Sanggar Cudamani I Dewa Putu Berata, Minggu, 23 Juni 2024.

Dewa Putu Barata mengungkapkan, saat ini generasi muda mulai menekuni dan melakukan gerakan pelestarian untuk membangkitan legong lama yang sudah tak terdengar di masyarakat.

“Gending-gending lama memang digarap para pencipta yang cukup lama dan berulang-ulang sehingga karya-karya itu sangat matang dan metaksu,” ungkapnya.

Selain Gending Pelegongan Crucuk Punyah, dalam pementasan Sanggar Cudamani di panggung Ksirarnawa itu juga menyajikan karya-karya kreasi lainya diantaranya, karya tabuh kreasi Barong Landung dan Tari Legong Gering.

Selain itu juga menampilkan karya tabuh klasik Pelegongan Genggong Gonteng Jawa. Tabuh ini merupakan dua karya dari buah pikir sang maestro karawitan Bali yang tersohor bernama Alm. I Wayan Lotring yang dicipatakan pada tahun 1926.

Tari Legong Somya, dengan penata tari Emiko Saraswati Susilo dan Tari Legong Kebyar Kumbang Atarung merupakan persembahan terakhir sanggar Cudamani dalam ajang PKB 2024.

Follow and share Google News