STAR-NEWS.ID Nasional – Gubernur Bali periode 2018-2023 Wayan Koster menghadiri Karya Ngusaba Kelapa Caru Wraspati Kalpa ring Pura Prajapati Agung Desa Adat Timpag di Desa Adat Timpag, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Rabu 16 Oktober 2024.
Wayan Koster yang juga Cagub Bali Nomor Urut 2 bersama Giri Prasta (Koster-Giri) mengapresiasi karya upacara yang menurutnya sebagai kearifan lokal yang harus dirawat dan dilestarikan.
“Suatu kehormatan tiang diundang ke sini. Warga juga begitu antusias hadir untuk upacara ini. Jujur, tiyang kaget dan kagum mendengar karya Ngusaba Nyuh (kelapa). Luar biasa, ada odalan khusus kelapa. Inilah kearifan lokal kita yang diwariskan leluhur kita untuk merawat alam kita,” jelas Koster.
Anggota DPR RI tiga periode (2004-2019) asal Desa Sembiran, Buleleng ini mengatakan, pertanian kelapa telah memberikan kesejahteraan dan sumber penghidupan masyarakat di sini. Untuk itu masyarakat melaksanakan upacara sebagi rasa bhakti.
“Leluhur kita mengajarkan, agar jangan hanya mengambil hasil, tapi kita harus mengucapkan bhakti dengan upacara dan karya seperti ini. Supaya alam ini seimbang dan harmonis,” kata Koster.
Koster mengungkapkan, Karya Ngusaba Kelapa Caru Wraspati Kalpa ring Pura Prajapati Agung Desa Adat Timpag merupakan upacara yang istimewa, lantaran di daerah lain meskipun memeiliki banyak pohon kelapa akan tetapi tidak melaksanakan odalan.
“Di sini sungguh luar biasa. Upacara ini harus kita pelihara terus,” ucapnya.
Hal itu kata Koster sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang dijalankan saat menjadi Gubernur Bali 2018-2023. Yakni menjalankan tatanan kehidupan masyarakat berdasarkan nilai kearifan lokal Bali. Yang dinamai Sad Kerthi. Enam sumber utama kesejahteraan kehidupan manusia dan semua ciptaan Tuhan Yang Maha Esa (Sang Widhi Wasa).
Enam Sad Kerthi tersebut yakni Atma Kerthi, Segara Kerthi, Danu Kerthi, Wana Kerthi, Jana Kerthi, dan Jagat Kerthi.
“Semuanya dimulaikan dan diharmoniskan untuk menjaga alam tetap lestari dan memberikan sumber kehidupan bagi masyarakat,” jelasnya.
Koster begitu konsen dengan seni budaya, tradisi, adat, agama dan kearifan lokal selama memimpin Bali. Sejumlah regulasi dan programnya berpihak ke alam, budaya dan krama Bali.
“Upacara ini harus terus dijalankan, agar terus hidup sepanjang masa bisa diwariskan masa mendatang kepada anak cucu. Agar tetap survive, eksis, sejahtera secara sekala dan niskala,” tegasnya.
Koster berharap, masyarkat tetap menjaga dan melestarikan ajaran leluhur untuk menyeimbangkan kehidupan alam, manusia, dan budaya Bali
“Astungkara terus dijalankan seperti ini karena menjadi kebanggaan kita, dan demi membalut pariwisata Bali,” ujarnya.
Hadir juga dalam upacara Calon Wakil Bupati Tabanan Made Dirga, Anggota DPR RI empat periode asal Tabanan Made Urip, Ketua DPRD Tabanan Wayan Arnawa serta para undangan lainnya. (*)