STAR-NEWS.ID Hospitality – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung Agung Rai Suryawijaya mengungkapkan, Sekitar 100 akun Google Bisnis hotel di Bali mengalami peretasan. Kejahatan siber itu ditengarai bermotif ekonomi.
Rai Suryawijaya mengatakan, kemungkinan jumlah akun Google Bisnis yang diretas akan bertambah lebih banyak lagi. Secara masif, peretasan itu juga menimpa sejumlah hotel di Indonesia.
Agung Rai mengatakan, serangan siber itu mentargetkan nomer telepon reservasi hotel dan nomer rekening pembayaran. Dari sejumlah akun yang terkena serangan, nomer telepon dan rekening reservasi telah berubah.
Dirinya mengkhawatirkan perubahan akun Google Bisnis yang terjadi akan mengganggu operasional manajemen.
“Jadi itu kan yang membahayakan, jika terjadi orang booking dan yang pembayarannya masuk ke rekening mereka, itu kan berat, sampai di hotel pasti bingung. Tapi bersyukurlah segera kita tahu,” kata Agung Rai Suryawijaya, Rabu, 14 Agustus 2024.
Ia mengaku, sampai saat ini belum ada tamu yang tertipu akibat peretasan yang terjadi. Untuk mengantisipasi meluasnya peretasan akun bisnis perhotelan, PHRI berencana akan melaporkan ke Siber Kriminal Polda Bali.
“Mulai terlihat sekitar dua hari yang lalu. Gejalanya ada orang booking tapi tidak ada kamar. Saya mengimbau agar selalu cek akun Google Bisnis yang dimiliki hotel. Kalau ditemukan itu cepet diganti dan dilaporkan ke bagian siber,” ujarnya.
Untuk mengatasi penyusupan akun bisnis yang dikelola perhotelan, PHRI telah meminta konfirmasi kepada Google perwakilan di Indonesia. Perusahaan raksasa di bidang siber itu, kata Agung Rai, menyarankan untuk mengganti kata sandi dan menutup akun yang disusupi.
“Untuk akun yang bermasalah itu kita closed dulu kemudian mereka (kustomer) bisa direct langsung ke hotel atau melalui online travel agent kalau mau booking,” kata Agung Rai.
Sementara, Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan, penyusupan akun yang terjadi bukan hanya merugikan konsumen. Tapi, juga akan berpengaruh kepada pendapatan daerah.
“Ya kalau sudah menyangkut kustomer itu sudah pasti ya, ada kerugian finansial. Cuma belum tahu berapa kerugiannya,” kata Cok Ace.